Saturday, December 8, 2012

Setangkai Bunga



Tenangkanlah sejenak fikiran..

Happy read ^_^

Seorang fotografer bermaksud keadaan taman kota sore ini. Sambil menenteng kamera kesayangannya ia jalan-jalan mungkin saja nanti dapat gambar yang bagus.

Tak sengaja ia mandapat view dari seorang bocah perempuan yang sedang menggenggam seikat bunga. Terlihat, bocah itu dengan cerianya ia membagikan bunga kepada orang disekeliling terutama ibu-ibu secara percuma. “Ibu,maaf sebentar bu.. Selamat Hari ibu” tersenyum sembari memberi setangkai bunga. Begitu senangnya ia memberi  bertangkai tangkai bunga yang telah ia siapkan.

Tangkai demi tangkai, akhirnya si bocah hanya menyisakan satu tangkai saja yang selalu ia pegang tak ada ciri akan diberikan ke seseorang.

Karena penasaran sang fotografer mendekati si bocah.

“hai, adek”

“hai kak, wah kakak bisa foto ya, kak fotoin saya si tapi saya pingin bawa pulang hasilnya”

Sang fotografer mengeluarkan kamera lain yang ada di tas nya, “ boleh, nah kalau pakai kamera yang ini hasilnya bisa langsung dibawa” “senyum,cklik..”

“terima kasih ya kak,nanti saya kasih ke ibu saya”

“memang ibu dimana”

“mm... sabentar lagi pasti datang”

Setelah lama menunggu sang fotografer berniat mengantarkan si bocah pulang. Sebagai pununjuk jalan si bocah ternyata ia bukan menuju ke suatu rumah tapi menuju sebuah kuburan, disitu sang bocah meletakkan tangkai bunga terakhirnya yg ia janjikan untuk ibu

Bunda sayang, ini aku bawakan setangkai bunga buat bunda. Bunda kesepian ya endak di temenin.. maaf ya bunda”

“coba deh lihat bunda, ini foto aku.. kakak ini yang memberikannya. Kakak ini baik banget sudah mengantarkan untuk ketemu bunda”

Air matanya meleleh.. sang fotografer hanya termangu oleh keadaan.mencoba mendengar kata hati yang memelas dengan peristiwa ini.begitu tegar anak ini sungguh

“selamat hari ibu, bundaku.. aku sayang bunda”

^prof...     

 

Monday, December 3, 2012

Apa Dia Tuli?

Dua orang penggali sumur berbincang-bincang sambil menikmati waktu istirahat mereka sambil menyantap bekal masing-masing. “Jono, saya heran dengan tatang.. sepertinya dia itu ada masalah pendengaran, saya panggil dia tidak langsung jawab, lama lama membuat susah juga dia”

“Saya punya ide” kata jono, “coba sampean periksa dulu seberapa parah dia itu sakitnya, gini.. coba waktu sampean gali dibawah teriak sasuatu lah terserah sampean..kalo belum didenger sampean naik beberapa meter, kalau belum terdengar dengan baik, lebih deket lagi sampe bener-bener didengar.

“Baiklah oke saya coba..” orang itu benar-benar melakukannya..

“pak tatang.. halo yang di atas tolong ambilkan saya minum saya haus” dia tidak mendengar sama sekali. Kemudian orang naik disetengah kedalaman sumur “di atas tolong ambilkan saya minum saya haus” lagi-lagi ia tidak mendengar. Semakin mendekat ia bertanya, orang itu mendengar teriakan pak tatang,

”untuk terakhir kalinya aku jawab,minumnya masih diambilkan tuan rumah, kamu tuli apa tuli?”

Ketika dicermati lagi sering kali kita mengecap seseorang karena kelemahannya, kita salalu manilai awal sebuah masalah itu datang dari orang lain. Justru sebenarnya kitalah yang tidak pernah mandengarkan orang lain. So,sebalum kita ingin didengarkan, dengarkanlah orang lain terlebih dahulu.
^Prof...